Identitas Buku:
Judul Buku : Seberapa Berani Anda Membela Islam?
Penulis : Na’im Yusuf
Cetakan : Cetakan pertama, Mei 2016
Tebal : 274 Halaman
ISBN : 978-979-25-2643-1
Seperti apa keberanian yang seharusnya dimiliki oleh semua umat Islam? Bagaimana cara mengupayakannya? Dan bagaimana pengejawantahan sikap berani yang dicontohkan oleh junjungan kita Rasulullah SAW serta para sahabat?
Kalau anda membutuhkan dorongan semangat Jihad Semuanya akan anda temukan dalam buku berjudul Seberapa Berani Anda Membela Islam karya Na’im Yusuf ini.
Buku mewah bersampul Coklat tua yang berisi 274 halaman yang mengetengahkan kisah-kisah para pemberani, berani dalam arti bersikap keras karena benar dijalan Allah, hampir sepanjang bab dijumpai kisah-kisah ini yang sangat asyik untuk dibaca yang diharapkan menimbulkan Ghirah untuk berjuang fisabilillah, menegakkan jalan kebenaran, keagungan ISLAM.
Dari awal penulis hendak membawa pembaca untuk memahami kata pemberani dalam penggambaran sikap rujulah dalam Bahasa Arab yang menimbulkan pemaknaan Berani secara fisik dan sikap serta perkataan
Buku ini menegaskan karakter pemberani dalam 13 hal yang seharusnya dimiliki setiap muslim, yaitu :
1) Mencintai Masjid,
2) Menyeru ke Jalan Allah,
3) Bersungguh-sungguh dan Tanggap,
4) Bersikap Aktif dan Bertanggung Jawab,
5) Bercita-cita yang tinggi,
6) Mulia dan Terhormat,
7) Berani di atas Kebenaran,
8) Berani,
9) Berjihad dan Berkorban,
10) Teguh diatas kebenaran,
11) Sabar dan Membiasakan Diri,
12) Memenuhi Janji dan Jujur pada Allah,
13) Tidak Mudah Putus Asa dan Pesimis.
Catatan kepada buku ini adalah, saya tidak menemukan ajaran Rasul tentang kelembutan hati, ya buku ini cenderung Keras dalam ajakannya, terutama dalam halaman 111 pada sub bab karakter ke 6 Mulia dan Terhormat ada sub sub bab berjudul Melihat Orang Kafir dengan Pandangan Hina dan Tercela
Sependek pengetahuan saya sikap Benci kita itu karena Allah yang berarti membenci seseorang karena perilaku atau perbuatannya yang buruk, bukan kepada orangnya melainkan kepada perbuatannya. Sehingga tidak menimbulkan dendam dan perbuatan buruk kita kepadanya, melainkan ada perasaan dan usaha untuk memperbaikinya. Sebab semuanya adalah kehendak Allah SWT. Disitulah jalan dakwah
(Pernah terjadi) jenazah seorang Yahudi sedang lewat di hadapan Rasulullah Saw. Lalu beliau Saw. berdiri. (Salah seorang sahabat berkata): “Ya Rasullah, itu adalah jenazah seorang yahudi.”
Jawab Rasulullah Saw.: “Bukankah ia (juga) seorang manusia?” Sebagaimana dalam hadits shahih, beliau Saw. mengajarkan kepada kita adab yang tinggi ini.
(al-Bukhari, no: 1311)
Anda lihat, apakah Rasul memandang seorang Yahudi dengan hina dan tercela bahkan setelah mereka menjadi mayat?
Selebihnya buku ini telah disunting secara cermat, saya tidak menemukan salah ketik maupun layout yang tidak rapi, hanya saja terkadang rancu dengan pembagian bab dan sub bab dan masih ada subnya lagi.
